Gatal yang luar biasa dan ruam yang khas menjadi ciri utamanya, membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, pemahaman yang baik tentang skabies, mulai dari penyebab hingga pengobatannya, sangat krusial untuk penanganannya yang efektif dan pencegahan penyebarannya. Artikel ini akan membahas secara rinci pengertian skabies dalam dunia medis, mulai dari aspek penyebab, gejala, diagnosis, hingga pengobatan dan pencegahannya.
Pengertian Skabies dalam Dunia Medis
Skabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau mikroskopis bernama Sarcoptes scabiei. Tungau ini menggali terowongan di lapisan kulit terluar (stratum korneum) untuk bertelur dan berkembang biak. Proses penggalian inilah yang memicu reaksi alergi pada tubuh, menyebabkan rasa gatal yang intens dan ruam kulit yang khas. Meskipun terlihat sederhana, skabies bukanlah penyakit yang bisa dianggap remeh. Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi dapat menyebar luas dan menyebabkan komplikasi.
Penyebab Skabies
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, penyebab utama skabies adalah tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukurannya hanya sekitar 0,3 hingga 0,4 milimeter. Tungau betina menggali terowongan di lapisan epidermis kulit, tempat ia bertelur dan berkembang biak. Telur-telur tersebut menetas menjadi larva, kemudian nimfa, dan akhirnya menjadi tungau dewasa yang siap untuk melanjutkan siklus hidupnya. Siklus hidup tungau skabies ini berlangsung selama sekitar 30 hingga 60 hari.
Penularan skabies terjadi melalui kontak langsung dengan penderita, misalnya melalui sentuhan kulit ke kulit. Kontak seksual juga merupakan salah satu jalur penularan yang umum. Selain itu, skabies juga dapat menular melalui kontak tidak langsung, seperti melalui pakaian, handuk, atau sprei yang terkontaminasi tungau. Namun, perlu diingat bahwa tungau skabies tidak dapat bertahan hidup lama di luar tubuh manusia, sehingga penularan melalui benda-benda ini cenderung lebih jarang terjadi dibandingkan dengan penularan melalui kontak langsung.
Gejala Skabies
Gejala skabies yang paling menonjol adalah rasa gatal yang hebat, terutama pada malam hari. Gatal ini disebabkan oleh reaksi alergi tubuh terhadap feses dan air liur tungau yang tertinggal di dalam terowongan yang digali di kulit. Rasa gatal ini dapat sangat mengganggu, sehingga menyebabkan penderita sulit tidur dan merasa lelah di siang hari.
Selain gatal, gejala skabies lainnya berupa ruam kulit yang khas. Ruam ini biasanya berupa garis-garis merah tipis yang sedikit terangkat, yang disebut dengan "terowongan skabies". Terowongan ini seringkali tampak sebagai garis merah yang sedikit menonjol di kulit. Ruam ini seringkali ditemukan di lipatan kulit, seperti di sela-sela jari, pergelangan tangan, siku bagian dalam, ketiak, lipatan paha, dan daerah sekitar alat kelamin. Pada bayi dan anak kecil, ruam juga dapat ditemukan di kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.
Pada beberapa kasus, penderita skabies juga dapat mengalami lesi kulit sekunder akibat garukan yang berlebihan. Lesi ini dapat berupa luka lecet, infeksi bakteri sekunder (impetigo), dan bahkan pembengkakan kelenjar getah bening. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari menggaruk area yang gatal agar tidak memperparah kondisi kulit dan mencegah infeksi sekunder.
Diagnosis Skabies
Diagnosis skabies biasanya dilakukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit. Dokter akan memeriksa kulit penderita untuk mencari adanya terowongan skabies, ruam khas, dan tanda-tanda infeksi sekunder. Pada beberapa kasus, dokter mungkin mengambil sampel kulit untuk diperiksa di bawah mikroskop guna memastikan adanya tungau skabies, telur, atau fesesnya. Metode ini dikenal sebagai pemeriksaan mikroskopik.
Meskipun pemeriksaan mikroskopik dapat memberikan diagnosis yang pasti, namun seringkali sulit untuk menemukan tungau skabies pada pemeriksaan mikroskopik. Hal ini disebabkan oleh ukuran tungau yang sangat kecil dan jumlahnya yang terbatas di dalam terowongan. Oleh karena itu, diagnosis skabies seringkali didasarkan pada gambaran klinis, yaitu gejala dan tanda-tanda yang terlihat pada pasien.
Pengobatan Skabies
Pengobatan skabies bertujuan untuk membunuh tungau dan meredakan gejala. Pengobatan yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan obat-obatan topikal, seperti permetrin krim atau lotion. Obat ini dioleskan ke seluruh tubuh, kecuali kepala, dan dibiarkan selama 8-14 jam sebelum dibilas. Pengobatan perlu diulang setelah beberapa minggu untuk memastikan semua tungau telah mati. Selain permetrin, obat lain yang dapat digunakan adalah lindan, krotamiton, dan ivermectin. Pemilihan obat akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan petunjuk dokter.
Selain pengobatan topikal, dokter juga mungkin meresepkan obat antihistamin untuk meredakan gatal dan obat antiseptik untuk mencegah infeksi sekunder. Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dengan seksama dan menyelesaikan pengobatan sesuai dengan anjuran, meskipun gejala sudah mereda. Mengakhiri pengobatan sebelum waktunya dapat menyebabkan tungau menjadi resisten terhadap obat dan menyebabkan kekambuhan.
Pencegahan Skabies
Pencegahan skabies sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies. Jika harus kontak, gunakan sarung tangan dan pakaian pelindung.
- Mencuci pakaian, sprei, dan handuk dengan air panas (minimal 60 derajat Celcius). Hal ini dapat membunuh tungau skabies.
- Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar. Kebersihan yang baik dapat mencegah penularan skabies.
- Menggunakan lotion anti-skabies sebagai pencegahan. Hal ini dapat dilakukan pada kasus-kasus tertentu dan harus sesuai petunjuk dokter.
Komplikasi Skabies
Meskipun umumnya tidak mengancam jiwa, skabies dapat menyebabkan beberapa komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Komplikasi tersebut antara lain:
- Infeksi bakteri sekunder: Garukan yang berlebihan dapat menyebabkan luka lecet dan infeksi bakteri pada kulit.
- Impetigo: Infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus.
- Glomerulonephritis: Peradangan pada ginjal yang dapat terjadi sebagai akibat dari infeksi bakteri sekunder.
- Reaksi alergi yang parah: Pada beberapa kasus, penderita skabies dapat mengalami reaksi alergi yang parah terhadap tungau atau obat-obatan.
Kesimpulan
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini ditandai dengan rasa gatal yang hebat dan ruam kulit yang khas. Diagnosis dilakukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit, serta pemeriksaan mikroskopik jika diperlukan. Pengobatan skabies biasanya dilakukan dengan menggunakan obat-obatan topikal. Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan penderita, menjaga kebersihan, dan mencuci pakaian serta sprei dengan air panas. Jika Anda mengalami gejala skabies, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jangan menunda pengobatan karena dapat menyebabkan komplikasi. Dengan pemahaman yang baik tentang skabies, kita dapat mencegah penyebarannya dan meningkatkan kualitas hidup penderita.